Select Menu

Ceramah Agama Islam

Performance

Ust. Yusuf Mansur

Buya Yahya

Kajian Bisnis

» » » » » Menghadapi Petugas Perbatasan ASEAN bagi Backpacker Pemula
«
Next
This is the most recent post.
»
Previous
Posting Lama


Mau mulai dari mana ya? pas tahu akan keluar negeri ya semangat, eh masih banyak banget hal yang ditakutan. salah satunya khawatir akan seperti apa nanti di perbatasan? Padahal beberapa negara selanjutnya yang akan saya lalui gak semodern Singapore, tapi kok Singapore yang jadi kekhawatiran terbesar saya.

Ya begitulah, karena ini pertama kalinya saya akan ke luar negeri. Tapi kenapa kok saya tidak bertanya bagaiman border di tempat lain selain yang di Singapore, seperti di Huay Xai (Lao PDR) - Chiang Khong (Thai). Padahal itu daerah yang gak masih begitu asing atau tidak segemerlap Singapore, mungkin karena uang yang dibawa sedikit, jadi takut diinterogasi dan tidak bisa masuk ke negara itu. nah disini saya mau bercerita mengenai perbatasan yang saya lalui selama perjalanan di tahun 2012 pada bulan Februari dan Juni. hayo kemana aja ya?

1. Singapore
Sampailah saya di Singpore pada malam hari sekitar jam 8pm, dengan menggunakan Air Asia. Bingung setelah keluar dari pesawat, larak-lirik mencari arah keluar dan mundar-mandir mencari di mana saya bisa menginap untuk pertama kalinya di Changi Airport. Ternyata Costumer service-nya ramah sekali, dia menunjukan dimana tempat orang-orang biasanya istirahat. saya menginap di rest area transit.

Pagi harinya saya turun untuk check imigrasi, dokumen telah terisi dengan data dokumen saya. saya mencantumkan nama hostel yang dilihat di sebuah website resminya. Namun itu hanya sebagai formalitas saja, karena isi form tersebut meminta isian dimana kita akan tinggal selama di Singapore. agar meyakinkan print tampilan website hostel tersebut. Berikan pasport dan form yang telah diiisi dan jawab pertanyaan petugas imigrasinya. mengapa mereka selalu bertanya? ya selama dia mengecek kelengkapan kita, dia gak diem,  tanya-tanya dikit menganai maksud dan tujuan kita ke negara tersebut. 

Karena saya orang yang baru pertama kalinya, beberpa pertanyaan diajukan, seperti: dimana kamu akan tinggal?, bawa uang berapa?, boleh liat tiket pulangnya, berapa lama kamu disini?, mau ngapain aja?, dan lain-lain. ya standar saja, pertanyaan itu diajukan untuk dalam mengahadapi petugas, saya bicara tegas dengan intonasi biasa saja dan murah hati/senyum, dengan tutur kata yang baik, dan sikap yang baik, jangan menunjukan gerakan yang mencurigakan, dan tenang menghadapi semua pertanyan.

Jika si petugas meminta beberapa kartu identitas tunjukin aja, saya malah gak dipinta pun suka menujukanya bahwa saya adalah seorang mahasiswa, semua saya tunjukan termasuk ATM jika mereka ingin tahu. KTP dan Kartu Mahasiswa, lumayan ampuh.

Biasanya form yang sebelumnya diberikan ke petugas, akan disobek sebagian dan dikasihkan beserta paspor. diharpakan sobekan itu jangan sampai hilang ya! hal ini baru saya sadari ketika 20 hari kemudian saya balik ke jakarta, ketika itu di terminal Soekarno-Hatta, diperiksa kembali sobekan waktu keluar dari negara RI. untung aku simpan semua benda-benda yang aku dapatkan ketika traveling, jadi aman. padahal paspor sering dibuka, tapi aku sudah pisahkan sobekan itu dan masih ada di tas, meski harus dicari terlebih dahulu.

2. Malaysia

Setelah bermain dan berkeliaran di Singapore selama setengah hari saja, saya melanjutkan perjalanan ke Malaysia. dengan menggunakan bus yang  didapatkan di area Bugis di jalan Lavender. saya lalu berangkat ke Johor Bahru, ada beberapa jeniss bus dan taxi yang tersedia, dalam beberapa menit bus akan selalu ada, mungkin saja sampai malam. Sampailah di perbatasan malaysia dan singapore, negara ini dibatasi oleh laut. kami (saya dan penumpang lain) turun dari bus dan langsung naik ke atas, sebuah gedung modern di mana di dalamnya merupakan tempat pengecekan keluar masuk negara. Kami pun jalan kaki dengan tergesa-gesa, saya memberikan sobekan form yang saya dapat sebelumnya, lalu pasport juga di lihat dan telah dinyatakan keluar dari zona Singapore.

Kembali lagi ke bus, nah tiket yang kita miliki sebelumnya jangan sampai hilang ya! meskipun mobil yang kita tumpangi telah berlalu tapi bus lain masih ada . asalkan kita menggunakan bus dengan nama yang sama, tinggal tunjukan kembali tiketnya dan selesai. naik lagi ke bus, kemudian berjalan sebentar dan turun lagi. saatnya memasuki negara malaysia. disini santai aja, karena beberapa bus berhenti di sini, jadi gak usah terburu-buru seperti sebelumnya ketika keluar Singapore. kemudian mengisi form imigrasi kedatangan di malaysia. sama seperti yang tadi, tulis juga alamat hostel/guesthouse yang akan kita inapi selama di malaysia.  beberapa petugas imigrasi malaysia agak judes, tapi yang  kita lakukan seperti di atas, sopan, tegas, dan gak mencurigakan,  semuanya aman tekendali, jalan keluar dan chekout, sebelum menuruni tangga ada sebuah ruangan yang berisi informasi turistik malaysia, ambil aja. bisa diambil dan gratis.

3. Thailand
Semua yang saya lalui kebanyakn adalah jalur darat, jadi setelah melewati malaysia, saya menuju ke hatyai. Pada saat itu dari melaka malam hari saya membeli tiket ke penang/butterworth, tapi saya tak mendengar suara si supir yang diperdengarkan di mic, akhirnya penang terlewatkan dan berhenti di terminal ujung. masih jauh dengan perbatasan, sehingga harus menggunakan transportasi lain lagi, salah satunya taxi. waktu itu saya bisa share dengan warga thailand yang bisa berbahasa melayu dan akan ke Bangkok. Lumayan jauh juga ternyata dan dipinggir jalan pohon-pohon tinggi semua.

Berhentilah di perbatasan Malaysia, saya check out pagi sekali dan jalan kaki lumayan jauh menuju perbatasa thailand selatan. tapi meski pagi hari perbatasan malay dan thai ini lumayan rame, bahkan sangat rame sekali. kaya teminal. disini saya tak perlu mengisi form, ada seoarang ibu berkerudung yang memberikan jasanya, memang kaya kurang kerjaan tuh orang dan lumayan mahal sekali hanya untuk mengisiin form doang, dan semuanya mungkin di backup ama dia, luamayan loh 2 ringgit, sialan dah. saya pun di panggil-panggil oleh si petugas, saya diajak ke pos dia dan menyuruh saya membayar 10 ringgit, sinting banget, mahal banget, saya bayar aja 8ringgit dengan merengek sedikit. di perbatasan ini uang ringgit dan bath bisa digunakan. memang di perbatasan ini mudah sekali tapi sial mesti bayar. Damn...

Chiang Khong adalah perbatasan utara thai yang menghubungkan laos dan thai, berada antara sungai mekong, saya mengantri di pos keluar dari thai menuju laos, mengantri di pagi hari bersama bule dan yang lainya, setelah itu mendapatkan stelmpel meninggalkan negara tersebut dan udah, gak perlu bayar, posnya lumayan bagus, saya disuruh mengahadap ke kamera terus ketika proses pengecekan keluar negara thailand. kamernaya pun bergeser terus.

Saya ikut paket tour 3D/2N di boat menuju Luang Prabang, Laos. sehingga dari Chiang Mai saya telah bersama beberapa bule yang membeli paket tour yang sama, namun paket tour disini hanya memfasilitasi kita untuk membeli tiket, menyediakan penginapan, paket tour memberikan pelayanan ekstra ketika kita masih berada di thailand, setelah keluar dari batas negara, kita hanya diberikan tiket-tiket tujuan. jadi ketika di perbatasan yang ngurus masuk negara laos ya saya sendiri, tapi untung ada bule lainya, jadi bisa nanya-nanya dan ada temen.

4. Laos
Setelah menyebrangi sungai mekong saya menuju ke pos imigrasi, penduduk lokal, bule, wisatawan asia, bikshu dan lain-lain. ada disini, untuk kita orang indonesia masuk ke laos sudah GRATIS alias tidak bayar lagi atau visa on arrival, kita hanya perlu mengisi form yang umum saja. gak perlu kertas lain, disini juga tidak perlu bayar, dan tidak ditanya apa-apa karena mungkin waktu itu sibuk banget harung melayani banyak pengunjung. apalagi masih pagi, banyak orang-orang local juga membaur, baik itu yang sekolah atau yang bekerja.

Saya lupa nama tempat imigrasi pas saya keluar negara laos menuju vietnam di utara (Namphao Imigration), yang pasti udaranya dingin banget, dan waktu itu masih pagi sekali. saya sampai kedinginan. saya pun gak perlu jawab pertanyaan, karena supir bus yang mengkoordinir semuanya, awalnya kami yang mesti ngantri, tapi karena kelamaan si supir mau tuh bantuin kami.
untuk mendapatkan tiket bus ke vietnam, ketika dari berbagai kota menuju Vientien, beberapa turun di central terminal. naik ojek ke southern bus terminal untuk mendapatkan bus ke Vietnam utara. lumayan jauh juga pindah terminal, tapi ojeknya murah dan bisa ditawar. sebenarnya saya tidak merencanakan ke hanoi, tapi karena perjalanan saya masih tersisa satu mingguan dan tidak mungkin ke 2 kota terakhir, pasti itu akan jenuh banget. saya pilihlah hanoy dan membayar sekitar $21. sempat mengalami mogok di perjalanan, saya juga agak lapar waktu itu. tapi mencoba menyamankan diri. ternyata jalanan menuju vietnam ini meski di pinggir jalan seperti hutan-hutan gersang, tapi bagus jalanya dan gak naik turun.

5. Vietnam
Di utara antara laos dan vietnam (cau treo imigration) itu perbatasan mobil keluar masuk vietnam dan laos, jadi pengecekan sangatlah ketat sekali. kami naik lagi ke bus, lalu kami turun di perbatasan vietnam dan laos ini, saya turun dai mobil dengan membawa tas kecil  selempangan doang yang slalu saya bawa, saya kemudian mengikuti antrian lainya dan menyerahkan pasport, saya mesti membayar 1 USD atau 20rb dong. Ada seorang bule yang terus diperhatikan dan agak lama, karena poto di pasport dan muka dia seperti berbeda, hal ini dikarenakan janggut atau rambut di poto dengan keadaan sekarang, dia disuruh menandatangani sebuah kertas, lalu si pertugas menyamaka tanda tanganya dengan tanda tangan di pasportnya. begitu juga dengan pasportku, si petugas diem aja terus kaya orang dongo, saya deg-degan dong, anjrit itu petugas, bodoh atau gimana, cuma mau nulis tanggal kapan masa habis saya di negara tersebut ampe mikir panjang, sinting, udah gitu gak nyampe sebulan lagi tanggal yang dikasih. diganti ama saya aja deh.. Asli beneran ini petugas imigrasi yang bikin deg-degan. pengecekanya ketat banget. haha saya liat bule-bule yang satu bus membawa ransel mereka dan mengeceknya, ranselnya yang gede-gede itu katanya harus dibawa. saya tak sadar harus bawa ransel, ya sudahlah enak, gak perlu ribet.  semua di check dan petugas-petugasnya ketus banget, ampe barang bawaan semuanya mesti diliat, di bagasi, di atas bus dan di mana-mana. saya nunggunya ampe lama banget.

Saya keluar dari vietnam di kota danang, setelah semalaman kedinginan diluar airport saya akhirnya mau pulang nih, gak ditanya-tanya cuma di stempel keluar aja. dan saya menunggu pesawat untuk balik. baru kali ini saya gaya-gayaan pulang dijemput pesawat. wkwkwkwkwkwkwkwkw
tidak boleh menginap di dalam airport Da Nang City, sehingga saya bingung kudu tidur bagaimana? cuaca dingin banget lagi. akhh  sampai malam-malam ada kegitan aneh, yang sepertinya kedatangan artis, tapi gak ada tuh. Dan paling menjengkelakan di vietnam, kenapa stempelnya dicap terpisah, udah gitu disimpan di halaman terakhir.

6. Malaysia
Kali ini saya turun di Kuala Lumpur, karena memang tujuan dari kota danang untuk air asia, hanyalah ke kuala lumpur, setelah sampar di LCCT, saya mengantri seperti yang lainya, kali ini saya menadapatkan petugas orang india, saya pun menunjukan tiket kepulangan dari singapore ke Indonesia besoknya, dan pertanyaan standar lainya, yang ribet itu, mesti mengeluarkan tiket lagi. biasakan juga file itu disimpan di wadah yang mudah diambil, tanpa diminta sebaiknya tunjukin boarding pass tiket, bookingan hostel, dll. dehk.

Lolos juga, dan memang karena besoknya mesti pulang lewat spore dan memang saya menjawab semua pertanyaan dengan tegas, tapi memang gak usah takut kok, saya yakin kamu lolos-lolos aja. kalo kaga ya meraung-raung aja.

Di Kuala Lumpur saya telah janjian dengan bang Ery Syah, kita bertemu di Malang dan melakukan trip bareng ke Bromo Mountain, memang tidak begitu akrab, tapi dia mau menemani perjalanan singkat saya di Kuala lumpur. Saya menaiki bus dari bandar tasik selatan ke singapore langsung, tiket telah dibelikan oleh bang Ery, harga tiket busnya 45ringgit untuk sampai spore, saya melihat tiket itu berisi keterangan, tiket itu include tiket ke spore seharga 13ringgit, ehk buset mahal banget. untungnya saya berangkat  sore hari dan malam hari sampai ke johor, si supir juga males nganterin kami yang sedikit ke spore, karena bus tujuan itu disatuin dengan tujuan ke johor, akhirnya uang dikembalikan lagi dan kami berhenti di johor. asikk uangku kembali 13ringgit, dan ongkos bus dari johor ke spore hanya 2.8 sing dollar, kurang dari 3sgd kok. Seperti biasa, karena ini malam hari saya mesti cepet-cepet chechk imigrasi, saya pun takut ketinggalan karena bus yaang saya tumpangin agak jarang keluar masuk spore, itu mungkin hanya ada sekali lagi pada malam itu, saya buru-buru sekali.

7. Singapore
Setelah melewati perbatasan Malaysia saya turun lagi dari mobil wah disini saya makin was-was. saya memperhatikan ada orang gendut, makanya saya agak tenang karena mungkin dia berjalan dengan pelan, petugas menanyai saya, saya hanya menunjukan tiket kepulangan, dia memasukan no penerbangan di form, di sobekan yang untuk dia, saya pun diperbolehkan masuk, masuk singapore lewat border ini ketat banget, saya telah membuang silet pas di Bandar Tasik Selatan, padahal sebelumnya lolos check di airport danang, saya membawa sebuah silet. saya mesti membuka semua benda yang saya bwa kecuali pakaian di border ini, dan agak ribet, dimalam hari seperti ini saya mesti ribet dengan pengecekan tersebut. Saya telah sampai di changi airport pagi hari, setelah semaleman saya tinggal di mc donal bugis. dan besoknya saya akan balik ke rumah lagi.

***

Perjalanan kedua di ASEAN

8. Hociminh city, Tanh Son Nath Imigration (airport)
Asli ini petugas terjudes sedunia yang saya temui, mulut manyun, mata sipit, tatapan sinis dan gak pernah menjawab pertanyaan. pas awal datang banyak yang ngantri, kalo antrian panjang, ditunjuk tegas dan disuruh pindah ke antrian yang lowong, sempat ditanya tapi aman. Pas pulangnya masih sama, petugas judes, gak ada senyum sedikit pun. padahal ada istilah "bahasa mah teu meuli iyeh/senyum mah gak beli ini".

9. Hocimin - Kamboja
Dari hocimin bisa ke kota-kota terkenal di kamboja, seperti phnom phen atau siem riep. dari hocimin ada bus tengah malam yang mengantarkan ke phnom phen, begitupun dari phnom phen ada beberapa agen bus yang melayani antar negara di tengah malam, bus nyaman dan aman sekali, anda akan sampai pada pagi hari di perbatasan Moc bai vietnam dan kamboja (masih tanda tanya nama perbatasanya, gak kebaca di paspor). keluar vietnam mudah dan gampang, masuk ke kamboja pun sama gampang banget, kedua tangan akan di scan, dan tidak ada pertanyaan sama sekali. namun ketika dari kamboja memasuki vietnam dari border manapun bakal ketat banget, diperriksa sampai ke lorong-lorong bus kita, bahkan semua ransel harus di gendong dan dikeluarkan, ada anjing pelacak juga.

10. POIPET KAMBODIA (parah)
Kalau kalian menggunakan bus dari bangkok langsung ke siem riep aman lah ya, apalagi membeli tiket itu di travel agent, pasti seluruh penumpang adalah orang yang membeli tiketnya di travel agent, jadi lebih enak beli tiket bus di travel agent saja.
Jangan khawatir, soalnya gak bertele-tele sih imigrasi di asean mah, gampang masuk-masuk aja.

keluar kamboja lewat imigrasi ini tidak ada kendala berarti, karena saya waktu itu beli tiket bus pagi dari travel agent yang ada di hostel tempat saya menginap 'backpacker hostel' tiket dari siem riep ke bangkok seharga $9, naik bus dan diganti ke minivan yang bagus banget dan tiba di bangkok sore hari, beruntung dapat kamar di rainbow hostel, Bangkok seharga 150 Bath.

11. Aranyapratet - Poipet
Jam 1 kereta dari bangkok berangkat ke aranyaprathet, kota perbatasan thai dengan kamboja. saya gak bisa nyebutnya, kadang si petugas marah kalau saya salah sebut ketika membeli tiket. dengan tiket seharga 48bath saya meluncur hingga magribh. ada dua jam keberangkatan yakni jam 5 pagi dan jam 1 siang. saya terpaksa pilih yang jam 1 karena ketika saya tiba di bangkok dari Chiang mai sudah menjelang siang hari dan masih banyak bule kok pake kereta. ketika memutuskan untuk ke Kamboja dan memilih kereta jam 1, banyak pertimbangan mengenai risiko yang akan saya hadapi, berdasarkan cerita-cerita bahwa poipet itu memberikan banyak pengalaman bagi orang lain yang sedikit negatif. tapi saya memilihnya dan bule-bule juga lumayan banyak.

Menjelang sore dan akan sampai di statsiun akhir ada penyisiran penumpang dimaksudkan untuk mengkarantina warga kamboja, saya menjadi salah satunya yang ditarik oleh petugas ke gerbong belakang. telah terkumpul beberapa orang yang diseret petugas dan dibatasi tambang agar tidak keluar.

Saya tak terima dan beberapa kali minta petugas mendengarkan, tapi mereka tetap acuh, kemudian saya tunjukan paspor dan mengatakan bahwa saya ini turis. mereka pun melepaskan, meski mereka petugas, tidak boleh lah seperti itu, kulipat muka dan tampang jutek pada mereka.

Sesampainya di statsiun aranyapratet, tukang tuk-tuk nawarin tapi mahal, saya pilih ojek dan sepakat dengan harga 50 bath, ibu-ibu gendut yang tak bisa berbahasa inggris dan bingung jawab pertanyaan, mengantar saya.

Tapi tiba-tiba ko si ibu nyebrang jalan dan berhenti di sebuah agen travel yang tak seperti agen travel lainya dengan ramainya aneka gambar khas travel agent. di dalamnya ada bendera kamboja dan dua meja, saya turun dan bingung, ada apa ini? apakah ini imigrasinya? lalu tembus kemana? ini kah ruangan? saya dimintai paspor dan dia mengisi form, kami berbincang, dia mengisi lamban sekali. tanya tujuanku, dari mana, apa pekerjaanku, dan pada akhirnya dia meminta bayar 200bath untuk itu! hah. saya langsung syok dan bilang "why, where the imigration?" dia terus mendesak saya, menawarkan bus seharga $20 untuk ke phnom phen karena dia tanya tujuanku berikutnya, penginapan, pokonya gayanya menjijikan banget dehk, saya pun bilang "I am student, I just wanna go home, I dont have much money again, ok I will back to thailand" dia memberitahu saya "silahkan menginap, di sana mahal karena harus tidur di kasino, saya punya bus ke phnom phen", ahk pokonya saya udah gawat dalam hati berpikir aja, "gue mesti acting ini mah" hah air mata buaya gue berkaca-kaca di depanya dan tertetes, lalu dia memberikan paspor dengan tidak hormat dan menyuruh saya pergi. si ibu-ibu tidak berhati ibu-ibu ini cuma liat di kursi tamu yang kaya pelastik sambil balik ke arah saya dan dia bingung ketika saya akan pergi, lalu dia bersiap ke motor dan membawa saya ke perbatasan. mukanya setengah bingung seolah gak tahu atau ketakutan. sepanjang jalan saya hanya bilang "I just wanna go home u know". turun dan bayar, tetep ya saya mah mau berterima kasih atas iklan yang gila itu.

Masuk border thai untuk checkout keluar. si petugas bisa bahasa melayu, saya mau lapor ada warganya yang gila ehk gak ditanggepin. padahal si petugas sempet ngajakin ngobrol dengan bahasa melayu yang dia kuasai.

Lumayan jauh dari thai border namun sebenarnya tinggal lurus saja. karena perbatasan ini udah kaya pasar saya takut saya masuk ke kamboja tanpa stempel makanya beberapa kali nanya, seperti ke satpam hotel yang tak bisa bahasa inggris dan bengong bego banget, shit. terus ke aki-aki satpam di turis information malah nawarin jasa dan minta 200bath lagi buat stempel. saya tak mau, tapi dia menunjukan dengan judes, dia memegang form imigrasi juga.

Saya antri lagi untuk di cek masuk Kamboja, terus ada tukang ojek nawarin, dan kami sepakat 20bath ke terminal. "ok, wait me!" celingak-celinguk, wahk saya curiga nih sama ni orang. ada temenya juga di pintu keluar, saya makin curiga saja nih. tidak di scan tangan dan beres masuk kamboja. si tukang tadi memapah saya ke kendaraanya, temenya yang tadi jalan cepat mendahului kami.

"who is he, why he is following me, sorry I can not go with you, I can call the police" dia beralasan temenya itu ayahnya, pokonya saya ngotot hingga saya sampai di depan tuk-tuknya. di belakang saya ada pos polisi segede wece satu pintu gelap lagi. saya terus bersitegang, ada tukang ojek sebenarnya yang menghela saya, tapi tak enak sudah setuju dengan tawaranya tadi, akhirnya dia mau dan hanya tukang tuk tuk yang dia bilang ayahnya yang mengantarkan saya, jadi sebenrrnya siapa yang dapat untung, jelas dia yang nawarin ke saya, malah yang dibilang ayahnya yang nganterin.

Tuk-tuk berhenti di pangkalan bus sebelah kiri, tapi sepanjang jalan saya tak tenang melihat kanan kiri dan terlihat ada bus besar yang banyak saya temui mangkal, saya bayar dan berterima kasih lalu saya nyebrang dan jalan ngos-ngosan, ada meja tukang jualan tiket, saya tanya dan harganya $13, saya minta izin untuk melihat harga yang lain.

Pas saya jalan si tukang tuk tuk sudah berdiri dengan satu orang lainya entah siapa, saya teringat itukan tukang tuk-tuk, lalu saya menoleh sinis dan dia mengolok-ngolok saya dengan menelelkan lidahnya, si tukang calo terus membuntuti saya dan bilang ini itu segala macem di malam hari kaya gini, jreng saya ke pangkalan bus virak buntam dan harganya lebih murah yaitu $8, sinting ya tuh orang, kami bersiteru di agen bus yang tadi ditanyai tentang harganya dan saya hampir menangis lagi (berakting ya).si tukang tuk tuk dan penjual tiket yang tadi ditanyai masih terus di depan agen bus virak, saya kesal dan menceritakan kepada karyawan itu, "tuh masih ada orang yang membuntuti saya" kami terus bersiteru dan saya bilang ke si tukang calo "saya cuma pengen balik, kenapa kalian kejam, ini criminal, kalian masih asean dan kita keluarga, kenapa kalian kaya gini" dia cuma bilang apa coba "whatever" saya udah pura-pura melamun dan membelakangi dia, karyawan disitu pada bengong, namun si bapa penjual tiket bus virak buntam juga sedikit bicara dan akhirnya ngurusin tiket saya dan saya dapat tiketnya yang jam 9 malam karena sudah full yang jam 8. saya duduk manis dan ngecharge ada wifi gratis, upload video singkat saya nyeritain itu semua. saya bisa berlega setelah naik mobil dan disamping saya ibu-ibu, ahkk tenang meski saya tak tenang badan saya agak bau tidak enak nih,, hemmm tapi tak menyengat, cuman saya kok di kamboja serasa bau lumpur terus ya.. pagi hari saya tiba sehat walapiat tidak kehilangan apapun.. tidak direkomendasikan jalan malam di poipet traveling sendiri kecuali barengan dengan grup, atau pilih kereta pagi dan siang hari cek border, tapi kejahatan kapan aja bisa, karena jahat itu tergantung otak manusianya. emang udah jahat ya jahat.

Tapi jangan kapok jadikan itu pelajaran yang ya belum terlalu kejam lah buat saya, masih Asean mah masih aman, coba ke negara lain yang lebih parah... hmmmmmm menarik kali ya.. Dan kesel dengan muka2 tuhkk orang.. heheheheh :D Semangat travelingnya, seru dan menegangkan justru adanya kaya gitu, tenang aja travelingku aman-aman sentosa, meski tidak punya kartu kredit dan selalu bawa uang cash. Semoga tips menghadapi petugas border Asean ini bermanfaat.. Daaahh...

«
Next
This is the most recent post.
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply